Diecast MotoGP

Documentation's

PERMEND

Kekuatan Rasa.

Cartoon Animation

Link : http://www.thiyarz.com/2011/12/gif-dan-animation.html Atau http://www.thiyarz.com/2012/03/kumpulan-vectorkarikatur.html.

Rabu, 21 September 2011

Stoner Bidik Juara Dunia di Kandang

Bidik Gelar Juara Dunia di 'Balapan Kandang'
Sydney - Dengan lajunya saat ini, bukan tidak mungkin Casey Stoner sudah bisa memastikan gelar juara dunia di Phillip Island. Mengingat itu adalah balapan kandangnya, si rider asal Australia jelas menyambut positif kans tersebut.

Akhir pekan lalu Stoner meraih podium pertama nomor delapan untuknya musim ini. Dengan tambahan angka di sana, pembalap Repsol Honda itu kini memuncaki klasemen dengan keunggulan 44 poin dari sang pengejar terdekat, Jorge Lorenzo (Yamaha).

Dengan seri selanjutnya akan digelar di Motegi pada 2 Oktober depan, ada kemungkinan Stoner sudah bisa mengantongi gelar juara dunia musim ini pada seri setelah itu di Phillip Island tanggal 16 Oktober, tentu jika semua berjalan lancar untuknya.

"Aku gagal memastikan gelar juara dunia pada kesempatan sebelumnya. Melihat situasi saat ini, ada kemungkinan kali bisa dipastikan di (Phillip) Island meski tentu masih ada Motegi, sehingga aku tidak mau berpikir terlalu jauh," ujar Stoner di MCN.

"Tahun ini ada kemungkinan untuk menjadi juara dunia di Phillip Island, yang mana akan jadi fantastis. Tapi aku belum mau memikirkan hal itu dulu," lanjutnya.

Jika Stoner sudah bisa memastikan gelar juara dunia di Phillip Island, ia akan menjalani dua seri terakhir dengan santai. Namun, jikapun mesti bertarung sampai akhir untuk menggondol titel juara dunia keduanya di MotoGP, Stoner tetap siap.

"Akan menyenangkan untuk membalap di seri terakhir tanpa perlu lagi memikirkan kejuaraan dunia, tapi aku tidak punya masalah jika harus terus bertarung sampai seri terakhir."

"Itu akan membuat darahmu bergolak. Aku akan terus berusaha maju seperti saat ini dan jika aku membuat kesalahan maka aku tetap punya penyangga besar untuk (mengurangi efek) kesalahan tersebut. Tapi aku tentu akan berusaha memenangi balapan-balapan," serunya.

Valentino Rossi Stylish

Valentino Rossi, Keren Tak Hanya di Trek
Apa definisi stylish bagi seorang Valentino Rossi? Rasa haus akan adrenalin adalah salah satunya. Baginya, keren tidak hanya di atas trek. Penampilan juga penting.

Rekor telah berbicara sendiri mengenai kehebatan Rossi di atas trek. Tujuh gelar juara, yang mana hanya kalah dari Giacomo Agostini, dan 79 kemenangan di seri 500cc/MotoGP adalah bagaimana pria 32 tahun itu mendefinisikan hidupnya di level teratas dunia kebut-kebutan motor.

Tak sekadar menang, Rossi juga punya imagemenghibur. Balapan bukan hanya sekadar kalah atau menang. Baginya, balapan adalah sebuah tontonan dan sudah selayaknya kemenangan dilengkapi dengan gaya. Rossi menang dengan gaya.

Sisi flamboyan dan stylish itulah yang kemudian melekat di dirinya. Rossi sering tertinggal jauh lebih dulu sebelum menyalip lawannya satu per satu dan masuk garis finis duluan. Melakukannya pasti ada adrenalin yang meletup-letup.

"Rasa hausnya akan adrenalin sangat sempurna dengan image Oakley," ujar Scott Bowers, Global Marketing and Brand Development dari Oakley.

Well, bagi Rossi definisi stylish tak hanya dijabarkan di atas tunggangan. Kini, selepas balapan dan membuka helm, sebuah Oakley V46 Signature Series Holbrookmelengkapi gayanya.

"Saya memilih Oakley karena mereka mengekspresikan ambisi alami saya," ucap Rossi.

"Selain keberhasilannya memecahkan rekor, ia juga dikenal dengan sifatnya yang supel, dan style Oakley merepresentasikan kepribadiannya yang unik tersebut. Kami bangga Rossi bergabung dengan kami dan menjadi brand ambassador kami," tutup Bowers.

Oakley sendiri ingin berbagi pengalaman di lintasan MotoGP. Oakley Indonesia menyediakan 3 VIP trip untuk menyaksikan langsung MotoGP Malaysia pada 21 Oktober.

Rossi Siap Ubah Gaya Berkendara

Ubah Gaya Berkendara
Milan - Valentino Rossi masih terus berusaha menelusuri kenapa dirinya tidak kunjung tampil memuaskan bersama Ducati. Rossi bahkan siap menyesuaikan posisi duduknya di atas motor untuk menuai hasil lebih baik.

Di musi debutnya bersama Ducati, juara dunia tujuh kali di kelas primer tersebut baru bisa satu kali naik podium saat finis ketiga di Le Mans. 

Di balapan-balapan lainnya, Rossi lebih banyak berkutat dengan ketidakpuasan kendati sudah ada serangkaian perubahan yang coba dilakukan di tungganganya.

"Kami kalah dalam beberapa area-area yang aneh. Contohnya, dibandingkan dengan (Casey) Stoner kami jauh lebih lambat di trek lurus, dengan motor yang sama yang kami dapatkan dari tes pertama," aku Rossi diAutosport.

Berdasarkan perbandingan dengan mantan pembalap Ducati tersebut, Rossi pun kini mulai mempertimbangkan apa gayanya dalam menunggangi motor akan dapat memberikan perubahan positif yang dibidiknya.

"Kami harus memahami ini karena mungkin posisi berkendara seperti ini lebih cocok untuk pembalap yang lebih pendek dan kecil ketimbang pembalap jangkung seperti diriku atau Nicky (Hayden). Kami harus mencari tahu apa kami bisa membenahinya," jelas Rossi.

Ia juga mengaku kalau masalahnya dengan gaya mengendarai motor ini terlihat jelas di televisi. "Aku tidak merasa nyaman di atas motor, jadi kami telah berpikir untuk memindahkan berat dan jika Anda lihat di televisi, aku tidak berkendara seperti dulu. Terlihat jelas dari luar," simpulnya.